Compressor adalah alat yang memungkin Anda mengatur level input dengan presisi tinggi, serta membantu Anda memperoleh dynamic range yang baik.
Untuk mulai pembahasan tentang compressor, hal paling pokok seputar hal ini adalah apa yang disebut dengan istilah ‘clipping’.
Bayangkan seperti ini:
Anggap bahwa A/D converter pada audio interface Anda mengharapkan input antara 0 – 10. Jika kemudian Anda mengirimkan sinyal dengan intensitas lebih dari 10 (katakanlah 11), maka A/D converter tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Dikarenakan semua sinyal di atas 10 tidak terdefinisikan, maka sirkuit akan menempatkan sinyal pada tempat yang tidak semestinya, merubah sinyal tersebut dan akhirnya menghasilkan suara yang ‘kacau balau’ yang sangat tidak nyaman didengar.
Ingat, bahwa ini sangat lah berbeda dengan misalnya efek distorsi yang dihasilkan oleh sebuah overdrive-amp (meskipun sama-sama dalam arti merubah atau mengganggu sinyal), karena memang itu dibuat secara sengaja untuk merubah sinyal guna menghasilkan distorsi yang dapat dikontrol penuh.
Lalu, bagaimana Anda dapat menghindari clipping yang tidak dikehendaki tersebut?
Tentu saja, dengan memanfaatkan compressor!
Pada dasarnya, compressor adalah alat dimana Anda dapat menentukan batas loudness dari sinyal Anda. Dengan kata lain, ia merupakan cara menetapkan batasan loudness pada output.
Apapun yang melebih nilai tertentu akan dikurangi atau diturunkan ke batasan yang telah ditentukan pula. Jadi, ini adalah sebuah alat yang sangat baik digunakan untuk menghindari overloading atau terganggunya sinyal audio pada keluaran.
Beberapa istilah yang digunakan pada sebuah compressor, yang perlu Anda pahami adalah: Threshold, Attack, Release dan Ratio.
Mari kita bahas satu per satu:
Threshold
Batasan level sinyal yang ingin diturunkan. Jika suatu sinyal melebihi batasan ini, maka compressor segera melalukan sesuatu, yaitu menurunkan sinyal tersebut.
Attack
Adalah ukuran seberapa lama bagi compressor untuk segera menurunkan sinyal setelah threshold tercapai. Biasanya diukur dalam satuan millisecond (ms).
Semakin kecil nilai attack, akan menurunkan sinyal dengan cepat, sementara semakin besar nilainya, semakin lama compressor baru akan menurunkan sinyal setelah threshold tercapai.
Release
Setelah attack terjadi, maka sinyal akan diturunkan. Nah, seberapa lama sinyal tersebut bertahan setelah diturunkan ditentukan dengan nilai release ini.
Seperti nilai attack, semakin cepat, maka semakin cepat pula sinyal dikembalikan ke keadaan normal. Sementara semakin besar nilai, maka semakin lama sinyal dikembalikan secara berangsur-angsur.
Ratio
Menentukan seberapa banyak sinyal diturunkan begitu nilai threshold tercapai.
Ratio 1:1 akan mematikan fungsi ini, karena 1 dB input akan menghasilkan 1 dB output. Begitu pula misalnya nilai ratio 4:1, artinya butuh sinyal input sebesar 4 dB untuk menghasilkan output sebesar 1 dB.
Nah, jika nilai ratio diatur menjadi ∞:1, itu artinya Anda menentukan batasan pasti pada level sinyal tinggi. Tidak peduli berapapun input yang Anda beri, output akan selalu ditambah sebesar 1 dB.
Inilah yang biasa dikenal dengan istilah Limiter. Biasanya limiter merupakan sebuah alat dengan fungsi khusus yang berdiri sendiri., tapi dengan memahami konsep ini, Anda dapat memanfaatkan fungsi limiter dengan hampir semua compressor yang memiliki nilai ratio yang sangat tinggi.
Salah satu kegunaan dari memperoleh sinyal di atas nilai threshold, lalu sinyal tersebut diturunkan ke level normal, akan terasa sekali dalam hal mempertahankan not. Ini berlaku baik khususnya untuk vocal dan gitar, dimana akan terasa sekali perbedaan pada kesetabilan tune.
Saya menemukan bahwa dengan segala kemungkinan pengaturan nilai-nilai di atas, sebagai permulaan yang baik, gunakanlah threshold sebesar -10 dB, attack diatur pada nilai paling cepat yang disediakan dan ratio sebesar 4:1.
Baru kemudian Anda cari nilai release, sampai Anda mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai yang Anda kehendaki.
Nah sekarang, jika nilai puncak dari range dinamis dikendalikan melalui compressor, bagaimana kita mengendalikan level terbawah atau sinyal terlemah?
Untuk tujuan ini, maka kita perlu melihat apa yang namanya Expander.
Expander / Noise Gate
Jika Anda secara konsep memahami penjelasan tentang compressor di atas, maka akan mudah Anda memahami tentang Expander / Noise gate ini. Karena ia bekerja dengan cara yang sama persis, hanya saja pada level rendah dari dynamic range.
Noise Gate bisa dianggap sebagai salah satu tipe dari Expander dengan pengurangan beberapa opsi, tapi prinsipnya adalah sama.
Alih-alih menetapkan batasan pada sinyal tinggi (loudness) seperti penjelasan di atas, ini akan memangkas sinyal suara yang berada di bawah batasan tertentu.
Fungsi expander memungkinkan Anda mengeliminasi sinyal apapun dengan level di bawah batasan yang Anda inginkan. Ini berguna misalnya, untuk membuang suara-suara tidak diinginkan ikut masuk ke hasil rekaman Anda.
Seperti misalnya, anggap Anda tidak berada pada ruang dengan audio-treatment khusus yang terisolasi, sementara Anda ingin suara-suara seputar rumah atau tetangga sebelah ikut ‘meramaikan’ musik Anda.
Jadi, dalam hal ini, nilai batasan threshold bisa disamakan seperti Anda menentukan pada level berapa gerbang (gate) akan tertutup dan tidak membiarkan suara-suara tersebut masuk.
Sedangkan nilai ratio, bisa diibaratkan seberapa lama gerbang tersebut menutup dan merespon setelah nilai threshold tercapai.
Nilai gate yang cepat, akan menutup gerbang secepat mungkin, sementara gate yang lebih lambat akan menutup berangsur dan memberi hasil yang lebih alami.
Kedua-duanya punya kegunaan masing-masing dan tidak ada yang namanya benar atau salah dalam hal pengaturan parameter-parameter yang ada pada compressor / expander Anda.