Apa yang dimaksud dengan “juz” dalam Qur’an?
Yang utama, Qur’an terbagi menjadi bagian-bagian surat dan ayat. Tapi sebagai tambahan, Qur’an pun dibagi menjadi 30 bagian sama panjang, disebut dengan Juz. Pembagian juz ini bertujuan memudahkan dalam membaca Qur’an selama periode satu bulan. Terlebih pada saat bulan Ramadhan, di mana sangat dianjurkan untuk menuntaskan membaca Qur’an paling tidak satu kali khatam (membaca seluruh isi Al-Qur’an dari awal sampai akhir).
Surat dan ayat yang terkandung dalam juz 4
Juz ke-4 Al-Qur’an dimulai dari ayat 93 surat Ali Imran (3:93) sampai ayat 23 surat An-Nisa (4:23).
Kapan surat dan ayat dalam juz 4 diturunkan?
Sebagian besar isi dari juz ini diturunkan di tahun-tahun pertama setelah hijrah ke Madinah, saat umat muslim mulai menata kehidupan sosial politiknya.
Banyak di antara ayat-ayat dalam juz 4, berkaitan langsung dengan kekalahan umat muslim di perang Uhud, yang terjadi di tahun ketiga setelah hijrah.
Ayat-ayat pilihan
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. 3 : 103)
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga [di perbatasan negerimu] dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. 3 : 200)
Tema utama juz 4 Al-Qur’an
Di pertengahan surat Ali Imran, mengetengahkan hubungan antara muslim dan orang-orang ahlul kitab (yahudi dan nasrani). Qur’an menampilkan persamaan antara mereka yang mengikuti ‘agama Ibrahim’, dan diulang beberapa kali bahwa beberapa para ahli kitab memilih jalan yang benar, tapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang tersesat. Selanjutnya muslim Muslims mengajak mereka untuk berdiri bersama dalam jalan yang lurus, memerangi kebatilan dan bersatu dalam kedamaian.
Sisa dari Surat Ali Imran, mengisahkan pelajaran penting dari Perang Uhud, di mana umat muslim banyak sekali kehilangan. Pada perang ini Allah menguji orang-orang beriman sehingga menjadi jelas siapa yang bersifat egois dan pengecut serta siapa yang bersabar dan berdisiplin. Orang-orang beriman diajak untuk menyadari kelemahan mereka, serta tidak berkecil hati dan putus asa.
Kematian adalah kepastian, dan setiap jiwa akan mengalami kematian. Jadi seseorang sudah sepantasnya tidak takut akan kematian. Juga dikabarkan bahwa mereka yang gugur di perang akan mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Surat Ali Imran berakhir dengan kemenangan adalah atas pertolongan dan kekuatan Allah, dan semua musuh Islam pada akhirnya akan mengalami kegagalan.
Kemudian, surat keempat Al-Qur’an, An-Nisa dimulai. Nama surat ini berarti “Perempuan”, karena di dalamnya banyak sekali membahas tentang perempuan, kehidupan berkeluarga dan perceraian. Secara kronologis, surat ini pun turun tidak lama setelah peristiwa Perang Uhud. Karenanya bagian awal-awal surat cukup banyak membahas praktik terkait akibat dari kekalahan dalam perang tersebut. Seperti bagaimana memperlakukan anak yatim dan janda dari mereka yang gugur di medan perang, juga tentang pembagian harta warisan.