Hidup adalah pilihan. Ya betul, setiap saat kita selalu membuat pilihan!
Coba kita perhatikan lebih seksama pilihan-pilihan yang kita ambil, yang memberi berdampak terhadap kehidupan kita sehari-hari, seperti misalnya:
- Haruskah saya tetap menghabiskan malam bersama teman-teman, atau pergi tidur agar besok bisa lebih produktif?
- Apakah saya makan di luar yang tidak perlu repot, atau saya masak sendiri di rumah dan menghemat banyak uang?
- Perlukah saya kerja lembur untuk menyiapkan dana lebih bulan depan, atau pulang menikmati malam bersama keluarga?
Masing-masing contoh pilihan di atas mengarah pada satu pertanyaan sederhana: ‘apakah saya ingin menikmati kesenangan saat ini, atau mempersiapkan rencana hari esok?’
Ini adalah sebuah pilihan yang sulit, karena masing-masing memiliki kelebihan dan manfaatnya sendiri-sendiri. ‘Momen sekarang’, adalah hal yang berlalu dengan cepat dan segera, sedangkan ‘hari esok’ tetap merupakan sesuatu yang menggantung di angan-angan.
Pada akhirnya, banyak di antara kita yang hidup seolah tak pernah menikmati ‘kesenangan’, sementara yang lainnya justru tenggelam, tidak mampu menunda kesenangan, tidak mampu bangkit menyongsong hari esok yang gemilang. Memenuhi keduanya, sungguh butuh keseimbangan.
Kita seringkali tergoda untuk mempermudah pilihan itu dengan menjadi ekstrim pada salah satunya, setiap kali membuat keputusan.
Berapa banyak orang hidup dari ‘kesenangan yang satu ke kesenangan lainnya’, sambil berharap dapat menjalani hidup dengan ‘potensi dan produktivitas’ maksimal yang ada pada diri mereka, pada akhirnya menyadari 10 tahun kemudian bahwa mereka telah menyia-nyiakan waktu dan uang tanpa memberi sesuatu yang berarti di hari tua?
Di pihak lain, mereka yang terlalu kikir pada diri sendiri, yang memilih menyimpan semua uangnya dibandingkan menikmati kesenangan bersama teman dan keluarga.
Pemborosan tanpa perhitungan dan pelit berlebihan terhadap kesenangan diri, keduanya menghasilkan orang-orang yang ‘menyedihkan’.
Membuat pilihan dengan kesadaran penuh
Menemukan keseimbangan adalah ‘seni dalam kehidupan’. Tidak diragukan, kita mampu membentuknya seiring kita memperoleh pengalaman dan kebijaksanaan sepanjang perjalanan.
Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah menganalisa secara sadar setiap keputusan sehari-hari, karena nyatanya kita terlalu dikendalikan oleh rutinitas dan kebiasaan untuk terus melakukan satu hal, tanpa memikirkannya lebih jauh.
Untungnya, pada saat Anda membuat pilihan yang buruk, yang semakin menjauhkan Anda dari keseimbangan, Anda akan mengetahuinya. Lalu berusaha menghindari itu, karena Anda sudah memahami bahwa itu sesuatu yang membuat Anda tidak bahagia.
Nah, ke depannya, pada saat Anda merasa bahwa kebiasaan atau rutinitas Anda selama ini bukanlah sebuah keputusan yang tepat, tanyakan beberapa pertanyaan ini:
Mengapa saya harus melakukan ini? Apakah ini semata pemuasan kesenangan hari ini, atau bermanfaat untuk hari esok?
- Apakah ini hal ini bisa memenuhi keseimbangan antara kesenangan dan rencana masa depan pada saat saya melakukannya? Apakah manfaatnya lebih besar dari biaya yang dikeluarkan?
- Jika tidak, apa yang harus saya lakukan?
Satu kajian sederhana sekalipun, seringkali memberi jawaban terbaik yang harus diambil. Sesungguhnya, kita telah mengetahui ‘kebenarannya’, hanya saja kita acap dibutakan oleh kebiasaan. Melihat lebih seksama terhadap perilaku dan kebiasaan diri, membuat keputusan buruk bisa diminimalisir.
Menanyakan hal-hal di atas secara rutin, membantu kita memperbaiki perilaku dan kebiasaan buruk. Dan setiap perbaikan sekecil apapun, akan membuat kita lebih dekat kepada ‘prinsip keseimbangan dalam hidup’ yang merupakan jalan kebahagiaan sejati.
Salam.