Secara bahasa Qadha berarti ketentuan. Sedangkan menurut istilah Qadha adalah sebuah ketentuan Allah terhadap makhlukNya yang belum terjadi, menyangkut baik buruk, senang susah, dan segala macam bentuk lainnya.
Sedangkan Qadar secara bahasa berarti ketetapan. Sedangkan menurut istilah Qadar adalah ketentuan Allah terhadap makhlukNya yang telah terjadi berlaku terhadap benda-benda angkasa, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia dan segala makhluk lainnya.
Sedangkan takdir sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu takdir mubram dan takdir muallak. Takdir mubram adalah ketentuan Allah yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh manusia, seperti kematian seseorang, kelahiran bayi laki-laki maupun perempuan, datangnya hari kiamat, datangnya hari kebangkitan dan lain sebagainya.
Sedangkan takdir muallaq adalah ketentuan Allah yang mungkin dapat diubah dengan jalan ikhtiar dan berdoa. Misalkan saja seseorang yang bodoh bisa menjadi pandai dengan jalan belajar dengan serius, tekun dan giat. Orang miskin bisa saja suatu saat ia akan menjadi kaya jika dia mau berusaha keras. Orang sakit bisa sembuh dengan jalan ikhtiar.
Dengan mengetahui 2 jenis takdir dan ketentuan Allah seharusnya kita mulai dapat memahami tugas dan kewajiban kita sebagai manusia. Manusia diberikan kewajiban untuk berikhtiar sedangkan hasilnya tetap kita serahkan kepada Allah dengan jalan tawakal. Berikut ini adalah kutipan ayat yang menekankan manusia untuk berikhtiar.
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Radu : 11 )
Dan di bawah ini adalah kutipan ayat yang menekankan pentingnya doa:
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. (QS. Al Baqarah : 186)
Setelah kita memahami pentingnya ikhtiar, dengan memahami pengertian Qadha dan Qadar. Seharusnya kita bisa lebih bersabar ketika ditimpa oleh sebuah musibah. Karena sesungguhnya musibah yang menimpa manusia adalah ujian hingga dia meyakini bahwa sesungguhnya kami milik Allah dan akan kembali kapada-Nya, sebagaimana kutipan ayat berikut ini yang artinya,
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “Inna lillahi wainna ilaihi rajiun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadanya kami kembali) (QS. Al-Baqarah :156 ).