Di bulan Ramadhan ini, Allah SWT menjanjikan pahala yang berlimpah, berlipat ganda, bahkan tak terhitung banyaknya. Bahkan ada suatu malam di bulan Ramadhan yang kemuliaannya sama dengan 1.000 bulan, yaitu malam Lailatul Qodar. Malam yang penuh ketenangan dan penuh pahala. Siapa pun yang beribadah dan meminta kepada Allah pada malam itu, Insya Allah doanya akan terkabul.
Dengan banyaknya pahala di bulan Ramadhan ini, selayaknya kita berlomba-lomba dalam kebaikan dan mencari pahala sebanyak-banyaknya. Ini dapat kita lihat di masjid-masjid dan musholla yang dipenuhi jamaah untuk menjalankan sholat tarawih, tadarus Al-Qur’an, i’tikaf dan sebagainya.
Mendadak rajin beribadah di bulan ramadhan
Jumlah jamaah yang meningkat ini karena dorongan untuk mencari pahala sebanyak mungkin. Sehingga di bulan Ramadhan banyak orang yang ‘mendadak rajin beribadah’. Orang yang jarang bahkan tidak pernah ke masjid sekali pun, di bulan Ramadhan tiba-tiba memenuhi masjid-masjid. Kebiasaan ini sudah biasa terjadi di dalam masyarakat kita.
Selain itu dapat kita lihat, banyak kalangan tiba-tiba mengubah penampilan menjadi lebih religius, seperti memakai hijab dan berpakaian sesuai dengan syariat Islam. Tren ini juga sangat terlihat di layar televisi, mereka sekan berlomba menayangkan konten berbau Ramadhan, seperti sinetron hikmah, variety show bernuansa Islam, kajian Islam dan masih banyak lagi.
Di sisi lain, banyak pula artis yang mengubah penampilannya jauh berbeda dari biasanya. Seperti artis yang di bulan-bulan biasa menjual goyangan erotis, di bulan puasa ini tiba-tiba berhijab dan berpenampilan Islami.
Ini tidak salah, bahkan sangat positif dan baik. Karena memang bulan Ramadhan dimaksudkan untuk membentuk perilaku, karakter dan kebiasaan kita lebih agamis, yang ujungnya membentuk insan yang takwa.
Yang amat disayangkan adalah, apabila berbuat baik dan mendadak rajin beribadah ini hanya sebatas menjadi tren selama bulan Ramadhan saja, setelah itu, semua kembali ke kondisi semula.
Masjid-masjid yang tadinya penuh, sepi kembali. Artis-artis yang menutupi auratnya di bulan puasa, kembali melepas semua atribut Islami mereka dan kembali glamor dan jauh dari ajaran Islam.
Padahal jika kita telaah lebih dalam, Bulan Ramadhan ini sebenarnya sebagai bulan pelatihan, di mana ajaran-ajaran Islam dapat terus dijalankan di bulan-bulan lainnya. Hasil dari pelatihan di bulan Ramadhan, seharusnya dapat menjadi aksi yang berkesinambungan di bulan-bulan berikutnya.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang menjadi lebih baik setelah berlalunya bulan Ramadhan, dan seluruh amal ibadah yang kita jalankan di bulan puasa ini diterima oleh Allah SWT.