Setelah kita memahami apa itu berpikir, sekarang mari kita mengenal beberapa jenis cara berpikir. Berpikir terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Berfikir induktif
Berfikir induktif adalah cara berpikir dari sesuatu yang bersifat khusus menuju sesuatu yang bersifat general atau umum.
Contoh: Seorang guru mengadakan suatu eksperimen dengan menanam biji-bijian bersama murid-muridnya. Jagung yang mereka tanam tumbuh ke atas, kacang tanah yang mereka tanam dengan mata kembangnya di sebelah bawah tumbuhnya ke atas pula. Kesimpulannya adalah semua batang tanaman tumbuhnya ke atas karena mencari sinar matahari.
Sekarang kita analisis contoh di atas, yaitu cara seorang guru mengajarkan murid mereka untuk berpikir induktif dengan menanam beberapa jenis tanaman yang bersifat khusus yaitu jagung dan kacang. Setelah tanaman itu mereka tanam beberapa hari kemudian tumbuhlah kecambah dari kedua jenis tanaman ini.
Jagung yang ditanam dengan keadaan biasa tumbuh ke atas, sedangkan kacang yang ditanam dengan mata tunas yang berada di bawah juga tumbuh ke atas. Sehingga dari contoh tersebut kita bisa memberikan konklusi atau kesimpulan bahwa, segala macam jenis tumbuhan yang kita tanam akan tumbuh ke atas mencari matahari dan kesimpulan ini bersifat general atau umum.
2. Berfikir deduktif
Cara berpikir ini kebalikan dari berpikir induktif, yaitu berpikir dari sesuatu yang bersifat umum atau general menuju pada sesuatu yang bersifat khusus. Dalam cara berpikir ini biasanya orang-orang akan berpedoman pada suatu teori atau prinsip maupun kesimpulan yang sudah mereka anggap benar. Teori atau kesimpulan ini bersifat umum.
Untuk lebih memahami pemahaman ini mari kita ambil contoh seperti di bawah ini.
- Manusia semua akan mati (kesimpulan umum)
- Amin adalah manusia
- Jadi Amin akan mati
Dari premis di atas kita bisa melihat bahwa cara berpikir yang digunakan adalah cara berpikir deduktif. Yaitu berpikir dari sesuatu yang bersifat umum bahwa semua manusia akan mati, sedangkan Amin adalah sosok manusia pribadi yang bersifat khusus.
Sehingga pada konklusi contoh di atas dimulai dari sesuatu yang bersifat umum menuju pada ke sesuatu yang khusus, yang menyebabkan kesimpulannya menjadi: Amin akan mati karena Amin juga manusia.
3. Berpikir analogis
Analogi berarti persamaan atau perbandingan, sehingga berpikir analogi adalah berpikir dengan jalan menyamakan atau membandingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah dialami. Cara berpikir ini beranggapan bahwa fenomena-fenomena yang pernah dialami berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi sekarang.
Contoh: Setiap hari kira-kira pada jam 11.00 udara di kota Bogor kelihatan berawan tebal dan tidak lama setelah itu hujan lebat pun turun sampai sore hari. Pada suatu hari kira-kira jam 11.00 udara di kota Bogor berawan tebal. Berarti kesimpulannya adalah sebentar lagi akan turun hujan lagi sampai sore.
Kesimpulan yang diambil dari berpikir analogi ini kebenarannya kurang lebih dapat dipercaya. Kebenarannya ditentukan oleh faktor kebetulan dan bukan dengan perhitungan yang tepat.