Saya tahu, saya harus meraih sesuatu dalam hidup ini. Saya harus mencapai tujuan. Tapi, saya tidak juga melakukannya.
Saya mengecek email 20 kali sehari. Saya browsing internet tanpa tujuan yang jelas. Saya menonton TV seharian, atau chatting dengan teman (yang sesungguhnya tidak saya kenal) di Facebook.
Ya. Saya melakukan begitu banyak hal yang tidak membawa saya mencapai tujuan. Saya melakukan banyak hal yang justru mencegah saya meraih impian masa depan.
Saya melakukan ini semua, karena aktivitas ini lebih menyenangkan dibandingkan ‘kerja’. Aktivitas ini sangat mudah dilakukan dan tidak memiliki resiko kegagalan. Saya tidak perlu mengeluarkan keringat untuk browsing web.
Saya tidak perlu berpikir keras, untuk sekedar menonton TV atau chatting di Facebook. Benar-benar ‘pekerjaan’ yang ringan menyenangkan! Sambil berharap saya tiba-tiba mendapatkan sesuatu yang ‘bernilai’.
Tapi, sepertinya: tidak!
Aktivitas ini benar-benar membuang-buang waktu, sesuatu yang sekadar agar hari berjalan lebih cepat. Bekerja di sisi lain, adalah hal yang membosankan dan melelahkan.
Siapa yang berani menjamin jika saya bekerja (melakukan sesuatu untuk mengejar tujuan), saya akan mendapatkan hasilnya? Tidak bukan? Di dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Itulah yang selalu menjadi pembenaran atas apa yang saya lakukan sehari-hari.
Untunglah, saya akhirnya bangun dari ‘mimpi’ melenakan!
Memang, ada banyak alasan mengapa aktivitas seperti saya sebutkan di atas kita anggap hal biasa. Kita cenderung amat mudah untuk membuang-buang waktu, untuk menyerah pada godaan kesenangan jangka pendek.
Nyatanya, tidak ada hal membangun dari aktivitas yang membuang-buang waktu ini. Dan celakanya, menyia-nyiakan waktu itu seperti candu yang membuat ketagihan. Semakin lama, semakin Anda mencari pembenaran dan alasan, semakin dalam Anda terbenam dan terus melakukannya.
Pada akhirnya, saya banyak memikirkan tentang bagaimana saya menghabiskan waktu dan langkah apa saja yang telah saya lakukan untuk meraih tujuan. Dan pada saat menganalisa hal apa saja yang saya lakukan, saya menyadari, lebih banyak membuat keputusan yang justru menjauhkan saya dari tujuan.
Saya menjadi begitu terbiasa membuang-buang waktu, untuk menghabiskan hari, tanpa sadar bahwa sesungguhnya itu adalah sebuah pilihan.
Menyadari hal ini, membuat saya lebih optimis lagi. Mengenali kelemahan adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Ini membuat saya mengerti, setiap kali tergoda untuk menghabiskan waktu percuma, bahwa hal itu hanya ‘menyakiti’ diri sendiri.
Hasilnya? Godaan membuang-buang waktu itu, jadi jauh berkurang seperti sebelumnya.
Kemampuan yang dibutuhkan untuk mengatasi hal ini adalah ‘kemampuan untuk menahan kesenangan’. Dengan kata lain, ini berarti menolak kenyamanan, kegembiraan jangka pendek, demi goal jangka panjang. Jika Anda tidak mampu menahan kesenangan, maka Anda tidak akan terpacu melakukan kerja keras meraih impian Anda.
Saya tahu, saya mengalami: ini tidaklah mudah.
Kebanyakan dari kita, terhenti pada kebiasaan buruk yang bahkan tidak kita sadari. Yang perlu dilakukan adalah, Anda harus memikirkan sungguh-sungguh, apa yang sebenarnya yang Anda inginkan.
Apakah Anda mau mengorbankan impian terbesar Anda, demi kenyamanan dan kesenangan sesaat?
Saya tidak!
Sejak saat ini, saya akan melakukan apapun untuk menahan kesenangan sesaat, dan bekerja mencapai impian besar di masa depan.
Saya tahu, ini akan menjadi hal yang tidak terlalu menyenangkan, bukan pula hal yang nyaman, tapi paling tidak, dengan mengetahui bahwa saya melakukan sesuatu untuk mencapai sukses, saya lebih mudah menahan kesenangan hari ini. Dan saya yakin, pada saatnya nanti semua pengorbanan hari ini, terbayar lunas dengan hasil yang jauh lebih besar.
Bagaimana dengan Anda?
Salam.