Dari Abu Malik al-Asya’ari berkata, Rasulullah saw bersabda: “Sungguh akan datang orang-orang dari umatku yang meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya, bernyanyi sambil memanggul alat musik di atas mereka dan penyanyi wanita, Allah akan menghalangkan bumi mereka (memberi bencana) dan menjadikannya mereka sama derajatnya dengan kera babi.”
Dalam perjalanan kita di dunia ini, semakin banyak cobaan, kezaliman dan kemungkaran yang mulai dianggap biasa. Kita tidak perlu lagi berdebat soal khamr, karena di zaman ini, khamr telah dikemas dengan begitu menarik. Khamr dengan berbagai macam variannya, mulai dari yang wujudnya mudah kita kenali sampai yang sangat samar dan sulit diketahui bahwa sebenarnya ia adalah termasuk khamr.
Pernah suatu ketika saya ditawari minuman yang nampak seperti es teh. Belum sempat saya coba dan betapa kagetnya setelah saya menyadari jika ternyata minuman yang terbungkus itu adalah khamr yang disamarkan. Kiranya banyak kita jumpai hal seperti di atas, bahkan sekarang ini marak sekali khamr jenis oplosan yang dicampur dengan perasa buah.
Betapa benar sabda Nabi di atas. Apakah ini zaman yang dimaksud beliau? Wallahu A’lam.
Pada hadis di atas menekankan bahwa keharaman khamr itu tidak berubah meskipun dinamai dengan nama yang berbeda. Ibnu Arabi mengatakan, bahwa mereka yang meminum khamr ditakut-takuti Rasulullah saw sesuai yang diterangkan dalam hadis di atas ”maka sari buah yang dimasak dan menghasilkan sari-sarinya tetap disebut khamr walaupun menamainya dengan selain namanya.”
Pendapat di atas menekankan bahwa jika khamr dinamai dengan selain namanya tetap saja itu khamr. Tidak bisa merubah hukum meminum khamr. Misalkan saja kita namai khamr dengan es sari buah, itu tetap saja khamr dan terlarang hukumnya. Mari kita pikirkan, bukankah nama tidak merubah sifat sebuah benda?
Selain khamr, hadis di atas juga menggambarkan tentang penyanyi-penyayi wanita? Bukan pada kapasitasnya untuk saya menakwilkan sebuah hadis. Tapi coba renungkan bukankah zaman yang digambarkan Nabi begitu mirip dengan zaman kita berada.
Dengan khamr yang diminum, dengan segala macam penamaannya, musik-musik yang mengiringi biduanita. Jika kita kombinasikan bukankah itu mirip sekali dengan dunia gemerlap? Dan semuanya ada di situ, baik khamr, wanita yang menyanyi dan musik-musik?
Sungguh kita berlindung kepada Allah swt dari siksa-Nya dan semoga kita bisa menjadi pribadi yang diridhai lagi disayangi Allah swt.