Tiga Hal yang Membuat Ibadah Salat Kurang Bermakna

Iman Nugroho

shalat jamaah masjid

Setelah seseorang melakukan ibadah seharusnya dia akan merasakan ketenangan jiwa, kesegaran pikiran hingga bisa berpikir jernih. Orang yang rutin salat juga akan mendapatkan kedamaian sehingga dia bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh dengan ketenangan dan kebahagiaan dalam jiwanya.

Namun kebanyakan dari kita masih belum bisa meraihnya. Bahkan setelah dan sebelum salat pun seakan tidak ada bedanya. Lalu apa yang salah?

3 hal di bawah ini adalah perkara yang menyebabkan kita tidak mendapatkan ketenangan, kebahagiaan dan kedamaian setelah salat.

1. Tergesa-gesa dan tidak tuma’ninah ketika salat

Sudahkah anda merasa tuma’ninah dalam menjalankan salat? Jika belum, cobalah berusaha dan berniat kuat untuk memperbaiki, karena bila kita tidak tuma’ninah saat salat akan mengurangi kesempurnaan sholat itu sendiri.

Apa itu tumakninah ?

Tuma’ninah adalah diam sejenak saat melakukan gerakan salat, yang menandakan ketenangan di dalam kita melaksanakan saalat, yang menjadi batas antara satu gerakan dan gerakan yang lainnya.

Biasanya penyebab utama seseorang tidak bisa melakukan tuma’ninah adalah karena tergesa-gesa. Padahal salat wajib yang dilakukan secara tuma’ninah hanya butuh waktu sekira 5 menit. Tetapi kenapa kita masih tergesa-gesa dalam salat yang sangat singkat ini? Jadi, mari mulai sekarang, perbaiki dan laksanakan salat dengan tenang, tanpa merasa seperti dikejar-kejar waktu, sehingga tidak tuma’ninah.

2. Hati dan pikiran tidak hadir ketika kita melaksanakan salat

Pernahkah anda melakukan salat tapi pikiran dan hati anda tidak ikut salat? Bahkan ketika kita salat terlintas begitu saja bayangan utang, kunci yang lama dicari teringat kembali, muncul khayalan-khayalan bahkan inspirasi?

Bayangan-bayangan ini harus kita singkirkan dari benak kita, karena jika kita membiarkan pikiran melayang-layang kesana kemari saat salat, maka salat kita menjadi kurang sehingga kita jauh dari hikmah salat berupa ketenangan dan kedamaian jiwa.

3. Tidak memahami arti dari bacaan sholat

Bila kita memahami bacaan salat, maka akan lebih mudah untuk tenang dan khusyuk, karena bisa meresapi dan menghayati tentang arti bacaan. Misalkan saja setelah takbiratul ihram kita akan membaca yang artinya: “sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena Allah”. Dengan mengerti artinya, hati akan menjadi lebih khusyuk.

Berbeda jika tidak memahami sama sekali setiap gerakan dan bacaan salat yang kita lakukan. Apalagi jika jiwa dan pikiran kita juga tidak hadir saat salat, maka kita salat hanya menjadi kebiasaan yang kita lakukan setiap hari, tapi tanpa dampak apapun terhadap ketenangan hati. Padahal salat bisa mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar.

Tags

Related Post